Rabu, 07 Januari 2015

SCHENEIDERMAN AND 8 GOLDEN RULES


SCHENEIDERMAN AND 8 GOLDEN RULES

Shneiderman dan 8 Golden Rules
 
8 golden rules yang ditulis Shneiderman merupakan hasil dari penelitiannya, diantaranya adalah :

1. Strive for consistency
Dalam desain antarmuka segala sesuatunya harus dirancang secara konsisten,mulai dari tema, penggunaan bahasa, terminologi, menu, fitur bantuan hingga urutan proses harus diusahakan untuk konsisten. 

contoh

2. Enable frequent users to us shortcuts
    Seiring meningkatnya tingkat penggunaan seseorang dengan aplikasi, maka semakin tinggi juga keinginan mereka untuk mengurangi interaksi dan mempercepat pekerjaan. Untuk masalah tersebut perlu disiapkan fitur shortcuts atau bahkan automation untuk mengurangi interaksi tersebut. Contoh :

3. Offer informative feedback
Berikan feedback yang informatif pada setiap operasi yang dijalankan. Apabila operasi yang dijalankan bersifat frequent seperti save atau delete, respon yang diberikan dapat secara sederhana. Namun, semakin penting suatu operasi dan bersifat jarang, maka respon yang diberikan harus semakin informatif. Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan respon suatu operasi adalah informasi yang diberikan harus komprehensif dan bermakna, serta memperhatikan timing kemunculannya secara tepat. Respon dapat berupa dialog box, alert, progress bar atau yang lainnya. Contoh :

4. Design dialogs to yield closure
      
       Saat suatu operasi telah selesai, berikan informasi kepada pengguna bahwa operasi tersebut telah selesai dan pengguna dapat melanjutkan ke operasi selanjutnya atau dapat menggunakan fitur yang lain. Informasi kepada pengguna dapat berupa dialog box yang menyatakan suatu operasi telah selesai atau dengan action grouping agar pengguna mendapatkan informasi operasi-operasi apa yang sudah dilakukan dan operasi apa selanjutnya.
 Contoh :
 
5. Offer error prevention and simple error handling
Sedapat mungkin suatu aplikasi dirancang agar pengguna tidak menghasilkan kesalahan (error) yang signifikan. Untuk memandu pengguna agar tidak menghasilkan error, maka perlu adanya mekanisme pencegahan error sebelum suatu operasi dijalankan. Apabila pada akhirnya user menghasilkan error, penyebab kesalahan tersebut harus diinformasikan (aturan nomor 3). Pencegahan error dapat dilakukan dengan proses validasi input sebelum mengirimkan (submit) atau dengan menampilkan petunjuk (hints) saat pengguna berinteraksi dengan aplikasi. Contoh : 

6. Permit easy reversal of actions
Saat suatu operasi sudah dijalankan,sebaiknya disediakan suatu fitur untuk mengembalikan operasi tersebut. Fitur ini dapat mengurangi kecemasan pengguna aplikasi apabila melakukan kesalahan dan menghindari pengguna untuk mencobacoba fitur yang tidak mereka pahami. Hal tersebut dapat diimplementasikan dengan adanya fitur undo, baik untuk single action ataupun group action.

 Contoh : 

7. Support internal locus of control
Pada umumnya pengguna selalu memiliki keinginan untuk memegang kendali atas apa yang dilakukan oleh aplikasi. Oleh karena itu, perlu adanya fitur-fitur yang menunjukkan bahwa penggunalah yang memegang kendali dan aplikasi bekerja sesuai apa yang diperintahkan oleh pengguna. Hal ini dapat dilakukan salah satunya dengan memberikan fitur cancel pada operasi yang sedang berjalan atau form pengaturan.

 Contoh :
8. Reduce short-term memory load
      Tampilan harus dirancang sesederhana mungkin, namun berisi informasi yang komprehensif. Sistem kognitif manusia akan lebih mudah untuk mengenali dibandingkan dengan mengingat. Contoh :
Icon ini gampang di ingat pengguna karena umum diguanakan pada banyak website, yang berfungsi sebagai proses sukses di lakukan.



 










Tidak ada komentar:

Posting Komentar